Sabtu, 29 Juni 2013

Tri Darma Perguruan Tinggi

Pengertian Dan Uraian Dari Tri Dharma Perguruan Tinggi

1.     Pendidikan dan Pengajaran
Sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi harus memiliki tugas yang antara lain adalah melaksanankan pendidikan untuk menghasilkan dan membentuk sumber daya manusia yang memiliki kemampuan akademik yang profesional , mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi , dll serta penggunaannya di dalam kehidupan masyarakat. Sebagai pendidikan tinggi di Indonesia yang memiliki dasar pancasila, produk yang dihasilkan harus sumber daya manusia yang berintelektual tinggi namun bermoral ketuhanan dan kemanusiaan. Oleh karena itu pendidikan ini harus terikat oleh nilai-nilai yang ada di dalam pancasila.

2.     Penelitian dan pengembangan
Kegiatan penelitian dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tnapa penelitain,maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi terhambat. Penelitian ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus dilihat keterkaitannya dalam pembangunan dalam arti luas.artinya penelitain tidak semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh masyarakat pada saat itu saja,akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa depan. Dengasn kata lain penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk penelitian terapan saja,tetapi juga sekaligus melaksanakn penelitian ilmu-ilmu dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.

3.     Pengabdian pada masyarakat
Dharma pengabdian pada masyarakat harus diartiakan dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dikembangkan di perguruan tinggi, khususnya sebagi hasil dari berbagai penelitian.Pengabdian pada masyarakat merupakan serangkaian aktivitas dalam rangka kontribusi perguruan tinggi terhadap masyarakat yang bersiafat kongkrit dan langsung dirasakn manfaatnya dalam waktu yang relatif pendek. Aktivitas ini dapat dilakukan atas inisiatif individu atau kelompok anggota sivitas akademika perguruan tinggi terhadap masyarakat maupun terhadap inisiatif perguruan tinggi yang bersangkutan yang bersifat nonprofit(Tidak mencari keuntungan). Dengan aktivitas ini diharapkan adanya umpan balik dari masyarakat ke perguruan tinggi,yang selanjutnya dapat digunakn sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih lanjut.

Kamis, 27 Juni 2013

Biarkan Yang Berlalu.

Orang yang selalu mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bododoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.
Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam "ruangan" pengelupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam "penjara" pengacuhan selamanya. Atau, diletakan didalam ruang gelap yang tak tertembus oleh cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan takan mampu mengembalikan lagi, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Rabu, 26 Juni 2013

Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sukabumi

MERDEKA…
GmnI… JAYA…
MARHAEN… MENANG

Dalam organisasi apapun sangat diperlukan regenerasi agar roda organisasi tersebut tetap berjalan dengan baik. Begitupun dalam organisasi DPC GmnI Sukabumi. Untuk itulah kami segenap pengurus DPC melaksanakan Pekan Penerimaan Anggota Baru Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia DPC GmnI Sukabumi.

Selasa, 25 Juni 2013

Sejarah Marhaenisme Bung Karno

Marhaenisme diambil dari nama Marhaen yang merupakan sosok petani miskin yang ditemui Sukarno. Kondisi prihatin yang dialami seorang petani miskin itu telah menerbitkan inspirasi bagi Sukarno untuk mengadopsi gagasan tentang kaum proletar yang khas Marxisme. Belum diketahui dengan pasti – sebab Sukarno hanya menceritakan pertemuannya saja – kapan pertemuan dengan petani itu belangsung. Sehingga banyak pihak yang mempertanyakan, benarkah ada pertemuan itu? Ataukah pertemuan itu hanya rekaan Sukarno saja? Belum ada jawaban pasti.